Hotel dari Balik Kabut

Taman di belakang hotel Parai KledungAkhirnya sampai lah kami di penginapan berikutnya. Penginapan yang kami pilih ini cukup menarik karena terletak di tengah-tengah dua gunung berapi besar di Pulau Jawa.

Di sebelah depan hotel adalah gunung Sumbing sedang bagian belakang adalah gunung Sindoro di mana kawah Dieng berada.

Saat kami datang sekitar jam 4 sore, kabut sudah menyelimuti hotel ini. Suasananya jadi aneh, seperti dalam mimpi. Apalagi di taman belakang, beberapa patung yang semula tidak terlihat muncul dari balik kabut. Udaranya pun sudah dingin walau hari masih belum terlalu sore. Wah, betul-betul seru hotel ini.

Nama hotelnya Parai Kledung, diambil dari nama jalan Kledung Pass di mana hotel ini berada. Letaknya yang di tengah perkebunan teh Tambi, membuat hotel ini sangat enak untuk jalan-jalan di sore hari. Lokasinya yang jauh dari perumahan penduduk membuatnya enak untuk menyepi, menjauh dari hingar bingar kehidupan sehari-hari. Apalagi kalau kabut sudah menyelimuti begini, wah jangankan hingar bingar kota besar, tangan sendiri di depan wajah pun bisa tidak terlihat.

Kalau ingin berenang, ada juga kolam renang di depan hotel. Dingin begini berenang? Jangan kuatir, katanya air di kolam ini adalah air panas, jadi tak usah kuatir kedinginan. Saya bilang katanya, karena tidak sempat mencoba. Padahal pasti seru juga tuh berenang di saat berkabut seperti ini.

Malam harinya kami pun makan malam di Restoran Joglo, yang juga masih di tengah perkebunan teh Tambi. Restoran ini saya pilih karena sempat lihat di wisata kulinernya Pak Bondan. Kami beruntung karena pemandangan yang kami dapat lebih indah dari yang dilihat di TV, berkabut dan suasananya jadi mellow serta misterius. Seolah-olah restoran ini muncul out of nowhere.

Restoran ini terbuat dari kayu berbentuk Joglo dengan teras di sekelilingnya untuk memandang pemandangan gunung Sumbing. Hidangan dalam menu adalah hidangan tradisional seperti tengkleng, mendoan, gule sapi, dll. Rasanya tidak terlalu istimewa untuk ukuran lidah saya. Tetapi untungnya tertutupi oleh keindahan pemandangan di sekelilingnya.

Tidak berlama-lama di sini karena Snowy tidak diperbolehkan ikut masuk, kami pun segera kembali ke hotel. Di jalan mampir di warung untuk cari kaos kaki, mengantisipasi udara dingin nanti malam. Tadinya kami pesimis kalau warung sekecil itu jual kaos kaki, tapi ternyata kaos kaki adalah barang dagangan standar di daerah dingin seperti ini.

Akhirnya hari kami tutup dengan tidur nyenyak di kamar hotel. Mimpi tentang dunia kabut, dunia di kaki dua gunung berapi raksasa.

Tinggalkan komentar